Selasa, 12 Juli 2011
keceBong boLong
‘Beledek’ bertubi-tubi mengelegar dari atap langit. Kilatan listrik sesekali mencerahkan pemadangan disekitar sawah. Kesempatan koder (kodok sawah) untuk mengintik Kidik, anak dari sebangsa Bangkong yang menetap dalam sebuah tempurung kelapa muda. Rintik hujan mulai memancar. Bangsa Kodok menari riang, energik dan begitu lentik. Semua sorai atau karunia sang ilahi yang menurunkan hujan di malam itu. Koder masih saja pasang mata dan menanti kilatan cahaya datang kembali. Ia adalah sang penganggum bangsa Bangkong yang memiliki seorang putrid kodok dengan banyak bintik di punggungnya. Hal itu yang membuat Koder tergila tak karuan. Koder dilahirkan dengan kulit ‘ijo’ dan senag bertengger di daun teratai sungai tepi sawah. Kata Phyton daging Koder tidak enak, anyir dan bau. Sering Phyton hanya lewat saja tanpa ada niat untuk menerkam bangsa Koder. Lain halnya dengan Bangkong, tubuhnya wangi walau juga tetap anyir, tetapi semuanya suka. Ayam juga kerap kejar-kejaran dengan Bangkong, walau pak tani tak rela sawahnya dijadikan tempat estafet keduanya. Terkadang kucing juga senag mengejarnya, sekedar iseng menuggu tikus kepala coklat keluar dari lubang sudut sangkedan. Tapi bagi Phyton Bangkong hanya makanan pembuka, setelah ayam. Tetapi anak pinggiran kampong juga kerap berburu Bangkong, buat umpan pancinganya. Ahh…kali ini Koder berputar-putar, jika ada teropong mungkin ia dengan leluasa dapat mengintip anak kepala suku Bangkong dengan banyak bintil hitam di sekujur tubuhnya. Koder lunglai ketika melihat bintil itu…..hjantungnya berhenti…kemudian ia menantang petir untuk menyambar tubuhnya. Hal itu akan membuat jantungnya kembali berdetak. n sooo........
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comments :
0 komentar to “keceBong boLong”
Posting Komentar