herianjhonlembu. Diberdayakan oleh Blogger.

ShoutMix chat widget

pusTaKa_koe



Cari di Paman GoggLe

Sabtu, 30 Oktober 2010

Impian Yang Gagal


Oleh: Herian Jhoan Lembu

“Ibu terimakasih karena engkau telah melahirkan aku kedunia ini”.
Sepenggal kata yang cukup ringkas, namun penuh dengan berjuta makna yang terkandung di dalamnya. Penderitaan dan perjuangan seorang Ibu yang membuatnya dapat melihat isi bumi beserta dengan segala keberagaman mahluk yang berdiam di dalamnya.

Ribuan kilo jalan yang kau tempuh,
Lewati rintangan untuk aku anakmu,
Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki penuh darah penuh nanah
Seperti udara kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalasnya.

Sebait lagu yang diciptakan oleh Iwan Fals dapat mewakili betapa besar perjuangan yang Ibu berikan kepada sang anak tercinta.
Lewat rahim seorang ibu pula Badliana di lahirkan. Di sebuah daerah yang cukup jauh dari keramaian kala itu. Di besarkan dengan segala kasih sayang seorang Ibu membuat ia tumbuh sebagai wanita yang sangat mencintai keluarga. Baginya orang tua adalah segalanya, tempat ia mengadu kala sedih dan membagi cerita kala bahagia menghampiri di kehidupanya.
Balai Karangan merupakan tempat ia dilahirkan, sebuah daerah yang terletak jauh dari kota pontianak. Tempat ini pula pertama ia  menghirup udara bumi Khatulistiwa yang terkenal dengan panasnya. Di sebuah akta kelahiran dengan tanggal lahir 23 Oktober 1987 menjadi bukti, bahwa ia telah menjadi warga Negara Indonesia yang sah secara Hukum yang berlaku di Negara Republik Indonesia.
 Oleh keluarganya, Badliana di boyong ke kota Pontianak. Kemudian menetap di sebuah rumah yang beralamat di jalan Primer Raya Jeruju No 61 menjadi rumah hunian bagi Nana (sapaan akrab untuk Badliana) dan keluarganya.
 Nana merupakan anak ketiga dari enam bersaudara. Tiga kakaknya telah bekerja sementara dia dan kedua adiknya masih sekolah. Ayahnya bekerja sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil) tepatnya mengabdi sebagai seorang guru. Sebuah pekerjaan yang sangat mulia, sosok yang penuh berjasa demi mencerdaskan anak bangsa.
Hidup terkadang tidak selamanya seperti yang kita inginkan. Seperti halnya kejadian yang menimpa Badliana sewaktu masih duduk di bangku sekolah dasar. Waktu itu di rumahnya ada sebuah acara keluarga. Banyak saudara dan handai taulan berdatangan ke rumah tersebut. Banyak makanan dan minuman enak tentunya untuk menyambut acara tersebut.
Sebelum acara di mulai para ibu-ibu sedang sibuk memasak di dapur. Badliana yang pada waktu itu berusia 6 tahun, yang merupakan masa yang penuh rasa ingin tahu serta nakal layaknya anak-anak seusianya. Ia ikut sibuk dalam kegiatan memasak di dapur bersama dengan para ibu-ibu. Ia banyak membantu dari mengiris bawang sampai membantu mencicipi makanan yang dibuat. Ia tidak mau jauh dari ibu tercinta, kemana pun ibu berada ia selalu ada mengikuti dibelakang. Sampai-samapi salah seorang tetagganya yang kebetulan sedang mengoreng tempe berkata
“Na..’ kamu ini kok gak mau jauh dari Ibumu sich, coba kamu main keluar sama teman-temanmu” kata ibu tadi kepada Badliana.
Namun Badliana tidak menghiraukan pesan Ibu tadi dan malah sibuk dengan sendoknya. Badliana duduk di dekat seorang ibu yang sedang mengoreng. Ketika seorang ibu hendak memindahkan kompor yang masih menyala di atas papan. Karena kurang kehati-hatian  sang Ibu, serta papan yang belum di paku mambuat kompor yang di ambil Ibu  itu terjatuh.. Minyak panas serta api yang masih menyala menyambar muka Badliana kecil, yang berada tidak jauh dari kompor itu. Semua orang terkejut dan dengan segera menolong Badliana.  Ia di bawa ke Rumah Sakit untuk menjalani perawatan intensif.
Selama tiga bulan Badliana mendapat perawatan di Rumah Sakit. Tuhan masih sayang kepada hambanya yang tidak berdosa ini. Ia sembuh dengan sempurna, setelah menjalani perawatan yang panjang dari Rumah Sakit. Luka bakar pada wajahnya menghilang, dengan sempurna. Kejadian ini menjadi pelajaran yang paling berharga dalam hidupnya yang tidak akan pernah ia lupa sampai akhir hidupnya. Ia menjadi lebih mengerti akan sesuatu yang dapat membahayakan diri tersebut tidak dapat di duga dan dapat terjadi kapan saja.
Keluarga merupakan sesuatu yang paling indah. Dalam kehidupan keluarga yang harmonis maka akan terjalin kasih sayang yang tidak akan pernah putus. Hingga sang Ibu mempunyai nama panggilan kesayangan kepadanya yaitu “Nana”. Panggilan itu hanya berlaku di rumah dan tidak di luar bahkan di sekolah. Karena hanya keluarganya dan terutama ibunda tercinta yang memanggil dengan nama itu.
Melihat dunia pendidikan Badliana di awali dari Sekolah Dasar No 51 yang terletak di daerah Jeruju Besar merupakan sebuah lembaga Pendidikannya yang pertama. Ketika duduk dibangku Sekolah Dasar ia memiliki sejumlah prestasi. Juara 1 berturut-turut dari kelas satu sampai kelas empat pernah ia pegang. Waktu terus berputar hingga tiba waktu ujian sekolah. Persiapan untuk menghadapai ujian akhir sekolah Nana kerjakan. Belajar tiada henti merupakan kunci keberhasilan baginya. Setelah mendapatkan ijazah Sekolah Dasar dan lulus dengan nilai yang baik. Tidak ingin jenjang pendidikanya hanya sampai di SD, ia kemudian melanjutkan kejenjang berikutnya.
 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) 2 Sui Kakap menjadi pilihan Nana kecil yang sedang dalam masa peralihan menjadi remaja. Di sekolah ini pula ia mengenal dan mengalami masa remaja yang lazim di alami oleh anak seusianya. Masa remaja merupakan hal yang membuatnya ingin tahu banyak hal. Nana merupakan anak yang periang sehingga banyak dari para mereka suka bersahabat denganya.  Lulus dengan nilai yang sangat memuaskan di SLTP, membuatnya tidak puas. Ia ingin kembali melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, agar dapat memiliki ilmu serta wawasan yang luas. Sebuah sekolah menengah atas yang beralamat di Jalan Apel menjadi pilihanya. Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 namanya.
Entah apa yang membuat wanita berwajah putih langsat, yang terkadang memerah saat tertawa dan malu atau bahkan marah, ini memilih sekolah yang mempunyai background Islam. Jika di simak dari sejarah pendidikannya yang terdahulu, ia tidak mempunyai skill atau kemampuan di bidang agama. Semuanya berlatar pendidikan umum. Mungkin dengan alasan tersebut yang membuatnya ingin memperdalam dan mempelajari Islam secara menyeluruh.
Ketika duduk di bangku Sekolah Menengah Lanjutan Atas, ia pernah menjuarai lomba membaca puisi tingkat pelajar se-kota Pontianak. Waktu itu kegitatan Bintang Pelajar, sebuah even untuk mencari bakat yang terpendam bagi kalangan pelajar. Pada waktu itu ia tidak mengira jika ia dapat menjadi juara ke-dua pada  even Bintang Pelajar. Namun ia bersyukur, setidaknya ia dapat membuktikan kepada kedua orang tuanya, jika ia mampu meraih juara, meskipun menjadi Second (Kedua). Serta dapat membawa harum nama sekolahnya, dengan menyumbangkan piala tersebut.
Setelah lulus dengan baik di MAN 1, ia tidak ingin hanya mendapatkan ilmu di bangku sekolah saja. Ia ingin melanjutkan ke jenjang yang berikutnya. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak menjadi pilihan wanita pengila sate sapi ini.
Makan sate dapat menghilangkan rasa lapar yang menghantui seharian setelah beraktivitas penuh. Sudah dari kecil Nana menyukai makanan yang terbuat dari daging sapi yang di iris kecil-kecil dan ditusuk dengan lidi. Kemudian di panggang dengan api yang membara sembari di kipas agar tidak gosong.
Berbicara minuman, Nana tidak muluk-muluk dalam memilih minuman mana yang ia suka. Segelas air putih dengan kandungan mineralnya merupakan minuman yang paling ia sukai, walaupun begitu banyak minuman lain yang mengiurkan dan memaksa lidah untuk mencicipinya, namun ia tetap konsisten untuk tetap memilih air putih sebagai minuman favorit.
Dalam dunia pendidikan di kampus tentu sangat berbeda dengan pendidikan di sekolah. Banyak hal di luar dugaanya yang di temukan dalam dunia kampus. Tuntutan tugas yang hampir setiap hari ia terima membuat cewek yang hampir menginjak usia 22 tahun ini harus bekerja ekstra dan berusaha untuk disiplin. Namun dengan banyak sahabat baru yang selalu membantu dan memberi semangat untuk megerjakan segudang tugas-tugas dari kampus seakan menjadi hal yang biasa. Baginya mengerjakan tugas merupakan sebuah tanggung jawab yang harus ia selesaikan. Hal yang sangat membuat ia merasa bersalah adalah ketika ia tidak mengerjakan tugas yang di berikan sang dosen.
“Banyak sahabat banyak rezeki”
Mungkin hal inilah yang membuatnya selalu tersenyum di saat berkumpul dengan sahabat-sahabat yang selalu menemaninya. Terkadang ia memakai kaca mata dan terkadang tidak. Ini membuat penasaran bagi yang melihatnya setiap hari. Mungkin banyak pendapat dan praduga yang mengatakan bahwa seorang Nana mungkin punya kekurangan dalam pengelihatan. atau ia mengenakan kaca mata hanya sebagai pelindung mata atau bahkan sebagai trend masa kini, yang menuntuntnya harus mengunakan sebuah kaca mata bening.
Nana sebuah nama panggilan yang kerap ia dengar di rumah, namun ketika berada dalam lingkungan kampus nama itu seolah hilang terpendam jauh dalam angan-anganya.
“Babat kau nak kemane…..? ”
Salah seorang sahabat memangilnya ketika ia bergegas mengambil helm dan sembari menyalakan motor Jupiter Z yang selalu menemaninya menempuh jalan-jalan Pontianak yang banjir kala hujan turun. Nama itu yang menjadi nama panggilan keseharianya di kampus.
Baginya nama pangilan tidak menjadi masalah jika nama itu masih berhubungan dengan nama aslinya. Hal yang membuatnya tersenyum dengan terpaksa adalah ketika ia di panggil dengan “wanita mengkal” oleh para sahabatnya. Tidak ada yang tahu banyak asal mula ia mendapat julukan seperti itu, termasuk aku. Namun bagi yang memberi julukan tersebut, tentu mempunyai alasan yang kuat hingga ia memaggil seorang Babat dengan “wanita mengkal”.
Masih seputar nama panggilan, di kampus STAIN ia memiliki empat  sahabat. Dapat dikatakan sebagai empat serangkai. Mereka adalah Linda yang punya nama keren yaitu Piring. Entah darimana Linda mendapatkan nama panggilan Piring tersebut. Kemudian ada Erni yang kerap dipanggil Mbak oleh mereka. Mugkin umurnya lebih tua dari mereka sehingga ia memangilnya dengan nama Mbak. Yang terakhir adalah Vona ia kuliah di Jurusan Tarbiyah. Meski mereka berbeda jurusan namun tali persahabatan mereka tidak pernah terhambat oleh jarak. Uniknya seorang Vona ini di panggil Cebol oleh para sahabatnya. Nama itu mungkin identik dengan tubuh Vona yang sedikit lebih pendek dibandigkan dengan teman-teman seumurnya. Ada-ada saja sebuah nama panggilan yang di berikan dalam kawanan ini.

Sahabat kau selalu dihatiku,
Kala gundah dan lara kau ada disampingku
Dengan sejuta kata manis yang menyejukan hatiku.
Aku bersandar dibahumu ketika tak mampu lagi menopang tubuhku.
Ku letakkan semua, ku curahkan semua
Namun engkau tetap saja tersenyum
Ketika melihatku meneteskan keringat lelah dalam hidup.
Sahabat dukaku adalah dukamu,
Jantungku tetap jantungku
Namun satu yang membuat aku tak bisa jauh darimu.
Luapan senyum yang kau berikan yang selalu mengiringi langkah hidupku.

Menurut Linda anak semester 6 Jurusan Komuniksi Penyiaran Islam (KPI)  yang akrab di panggil dengan Piring. Sosok Badliana adalah sosok seorang sahabat yang baik. Ketika tertimpa dalam kesediahan ia selalu ada untuk mendegarkan keluh kesah yang dirasakan. Bahkan menurutnya “Babad sangat loyal dengan kami”, ketika mempunyai uang lebih ia tidak segan-segan mentraktir para sahabatnya tersebut. Hal yang mengesankan menurut Linda adalah ketika bedak dalam tas yang selalu ia bawa habis. Kebetulan Babad  di sampingnya.
“Bad,,bedak Piring habis ne” ujar Linda sambil menujukan wadah bedak yang telah kosong.
        Kemudian Linda bersama babad pergi ke sebuah Minimarket. Di sanalah Linda mendapatkan bedak secara gratis dengan di bayarkan oleh Babad.
“Sehari tidak bersama Babad rasanya gak sempurna” ujarnya. Ia selalu nyambung jika diajak curhat baik masalah kuliah ataupun masalah pribadinya.
        Lain Linda lain pula dengan Erni, menurutnya bersahabat dengan Babad tidak ada ruginya, malah banyak untungnya. Ia baik dan terlalu baik sebagai seorang sahabat. Ia kagum melihat sosok Babad yang tidak ingin meniru gaya orang lain, artinya ia ingin menjadi dirinya sendiri. “Be Your Self” bahasa kerennya. Erni kerap memanggilnya ular Kadok. Alasan kenapa Erni memangil dengan nama tersebut, karena sewaktu mengedarai sepeda motor kepalanya selalu bergerak-gerak. Bergeleng-gelang seperti wanita India yang sedang menarikan tarian Ular Kobra. Sebab itulah Erni dan kawan-kawan memangilnya dengan nama tersebut.
        Menurut Fikri Akbar mahasiswa semester 12 jurusan KPI, Babad orangnya asyik jika di ajak ngomong. Selalu nyambung dengan apa yang dibicarakan. Tidak pernah marah dan tersinggung jika sedang di ejek atau dalam bahasa sehari-hari “disakat”. Meskipun kata-kata itu menyakitkan, namun ia tidak pernah marah kepada yang membicarakanya. “Babad ya Babad” ujarnya, ia memiliki karakter tersendiri di bandingkan dengan yang lainya. Suka pengomong dan tidak sombong kepada siapa pun.
        Zainuddin mahasiswa semester 4 jurusan KPI juga menilai sosok Badliana adalah sosok sahabat dan sekaligus seorang Kakak yang baik. Patut di contoh oleh yang lainya sehingga semuanya memiliki karakter seperti dia. Menurutnya selain cantik di juga mempunyai suara yang bagus ketika mendengarkannya sedang siaran di Radio Prokom.
Badliana ya Badliana, ia tidak ingin menjadi perempuan yang menjiplak orang lain. Mensyukuri apa yang telah Allah SWT berikan kepadanya adalah hal yang paling utama. Jika sekarang ini wanita-wanita berlomba-lomba menjadi seorang Aisyah (film Ayat-Ayat Cinta) dalam kehidupanya. Namun bagi Babat menjadi diri sendiri adalah hal utama yang harus ia lakukan.
Membaca merupakan hobinya sejak dulu. Sebuah buku Hidayah yang menceritakan ragam kehidupan manusia yang penuh dengan lika-liku kehidupan dunia mampu membuatnya tertarik dan seolah terhipnotis ketika membacanya. Banyak hal yang ia dapat ketika membaca kisah nyata dari buku Hidayah tersebut. Bahwasanya hidup ini hanya sementara, oleh karena itu memanfaatkan hal yang positif ketika masih menginjak bumi adalah hal yang paling urgen.
Selain hobi membaca buku Hidayah, cewek yang kerap kali ku lihat mengunakan sepatu bermotif banyak bintang ini juga hobi membaca buku-buku Khotbah Jumat. Mungkin karena sang Ayah sering menjadi Khotib pada waktu Shalat Jumat. Tentunya banyak buku Khotbah yang di miliki Ayahnya sehingga ia dengan mudah dapat membacanya kapan pun. Dan tidak lupa mengambil ilmu yang telah ia baca dari buku tersebut.
Di kampus STAIN Pontianak ia menjadi penyiar radio Prokom. Karirnya di Prokom telah ia gali mulai dari ia menjadi mahasiswa STAIN. Banyak hal yang ia dapatkan ketika menjadi anggota radio Prokom. Kini ia menjadi salah satu senior di radio Prokom. Membimbing adik-adiknya agar dapat juga menjadi seorang penyiar yang handal. Ia mempunyai karakter suara yang bagus dalam menyiarkan siaran radio Prokom. Olah vokalnya tidak diragukan lagi.
I Like Music” terpancar dari raut mukanya yang selalu gembira dan terkadang mengeluarkan suara yang merdu. Ia suka musik pop dan nasyid. Mendengarkan kedua jenis musik tersebut membuatnya melayang menikmati alunan demi alunan musik yang terkandung di dalamnya.
Film terkadang membuat sebagian orang tergila-gila untuk menikmatinya, tetapi tidak bagi seorang Babad. Ia kurang begitu menikmati sajian film, ia lebih menyukai reality show, konser, trik suara dan nyanyi yang menyajikan olah vokal. Dalam siaran televisi swasta yang ada di Indonesia, saat ini sedang menjamur acara yang menampilkan olah vokal. Indonesia Idol misalnya, sebuah sajian yang mengadu vokal. Hal inilah yang digemari oleh Babad, ia ingin mengambil segi positifnya, ketika menikmati acara ini. Banyak karakter vokal di tampilkan dari masing-masing kontestan. Terkadang ia menonton sambil megikuti bait demi bait lantunan lagu yang di bawakan. Ia ingin berlatih mengolah vokalnya agar lebih baik sehingga dapat mewujudkan segala impianya.
Artis Indonesia kini sedang menjamur di blantika dunia perfilman tanah air. Melihat akting yang di lakoni oleh Meriam Belina yang merupakan sosok pemain senior namun tetap eksis hingga sekarang. Babad ternyata menyukai acting yang di perankan olah Meriam Belina. Menurutnya Meriam orangnya serba bisa, ketika di tantang untuk memerankan tokoh yang bertolak belakang dengan karakternya ia dapat menaklukanya dengan baik. Setidaknya sosok Meriam Belina telah menjadi contoh dalam diri seorang Babad untuk mempelajari dunia acting.
Olah raga penting untuk kesehatan tubuh, karena “Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat”. Jogging pagi sering Babad lakukan untuk membuat badannya menjadi sehat. Ia mengaku ketika banyak berolah raga tubuhnya kini jarang jatuh sakit. Selain jogging, senam merupakan olah raga yang ia gemari pula. Membentuk tubuh yang sempurna adalah tujuan dari senam. Walaupun tubuh Babad tidaklah seperti yang di inginkan olehnya, namun jika sering berolah raga serta dapat menjaga makanan ia yakin bentuk tubuhnya pasti akan ideal seperti yang di impikan oleh para kaum hawa.
Sebagai seorang penyiar, tentunya harus menjaga kualitas suaranya agar tetap merdu saat siaran. Oleh karena itu seorang Babad sangat pantang minum air es dan gorengan. Seorang sahabat pernah menawarkan minuman es dan gorengan namun olehnya ditolak dengan halus. Bukan hanya sekali saja para sahabat mencoba membuat Babad untuk mencoba minum es. Hal itu di lakukan berulang kali, bahkan dengan minuman es yang dapat di katakan paling enak. Namun keteguhan hatinya membuatnya menolak kembali dengan alasan jika minum es dan makan gorengan suara kita dapat serak dan tidak merdu lagi.
Sampai saat ini indeks prestasinya mencapai 3,86 sebuah prestasi yang dapat dikatakan baik. Di kampus ia memiliki seorang Dosen Pembimbing yaitu Dr Yusriadi, menurutnya, beliau orangnya sangat baik, sayang kepada anak didiknya, walaupun dengan sikap yang sedikit keras dalam mendidik. Tapi itulah yang menjadi ciri khas beliau. Selalu disiplin dalam mengajar maupun dalam segala hal. Sederhana dalam penampilan, walaupun beliau kini telah menjadi Doktor. Mempunyai ciri khas dalam menyampaikan suatu pelajaran. Inilah beberapa hal yang membuat Babad senang mempunyai dosen sekaligus dosen pembimbing seperti beliau.
 Ketika berbicara dosen yang disenangi, menurutnya semua Dosen sangat ia senangi namun ada salah seorang Dosen wanita yaitu ibu Cucu Nurjamilah S.Ag. beliau sosok wanita muslimah yang sempurna. Cerdas dan mempunyai banyak pengalaman. Ukhuwah Islamiyahnya sangat tinggi, serta baik dan murah senyum. Suatu sosok wanita yang jarang di temui di bumi ini yang telah mengalami proses modernisasi. Sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam Islam sedikit berkurang dengan adanya modernisasi tersebut.  Wanita kini lebih memilih mengumbar auratnya, dari pada menutupnya dengan kerudung sesuai dengan syariat islam. Sikap dari ibu Cucu inilah yang menjadi pegangan Babad dalam melakukan sesuatu agar tidak salah jalan.
Selain Ibu Cucu ada juga Dosen yaitu Bapak Ahmad  Jais M.Ag yang menjadi sosok kebanggaanya. Baginya beliau mempunyai sikap penyabar dan baik. Serta berwibawa dalam menyampaikan pelajaran kepada anak didiknya. Tidak pernah marah kepadanya bahkan kepada mahasiswa lain. Beliau juga tenang dalam bertindak, terlihat dalam kebiasaanya yang kerap kali selalu santai dalam melakukan sesuatu namun dilakukan dengan serius. 
Namun dari semuanya, ada satu orang yang paling ia baggakan. Nabi Muhammad SAW adalah orangnya.. Dengan kepribadian yang sempurna membuat beliau menjadi pedoman sejuta umat Muslim di dunia. Dengan sabar beliau berdakwah kepada orang-orang Yahudi. Beliau tidak pernah merasa putus asa jika dakwah beliau di tolak. Beliau selalu sabar dalam menghadapi segala hal. Hal yang membuat Badliana mengidolakan Muhammad SAW adalah karena beliau murah senyum kepada siapa saja tanpa membedakan siapa dia. Hal inilah yang ingin Babat  contoh, ia ingin murah senyum kepada siapa saja yang ia kenal maupun yang belum ia kenal. Senyum merupakan hal yang dapat membuat manusia satu dengan yang lainya terasa akrab. Bahkan ada yang mengatakan “senyum merupakan sadaqah” oleh karena itu jika terasa berat untuk bersadaqah, tersenyumlah kepada sesama karena senyum itu adalah sadaqah.
Berbicara masalah pengalaman bekerja, wanita yang suka olah vocal ini pernah menjadi tenaga pengajar di sekolah Ibtidaiyah Jeruju. Ia mengajar selama tiga bulan. Tetapi baginya waktu tiga bulan sangatlah singkat. Ia sangat sayang kepada anak didiknya. Namun ia mengabdi di sekolah tersebut hanya sebentar. Ia pernah berharap jika di izinkan dan diminta kembali untuk mengajar, ia pasti siap. Serta akan memberikan yang terbaik lagi kepada anak didiknya yang lucu-lucu tersebut.
“Warna membuat seseorang lebih berwarna”. Ketika berpakaian ia sering mengenakan pakaian yang berwarna gelap. Karena warna favoritnya adalah hitam dan putih. Sebuah warna yang simple namun penuh dengan karakter. Warna hitam misalnya mempunyai sifat yang netral. Jika dikaitkan dalam kehidupanya, ia juga bersifat netral dalam bergaul artinya tidak pilih-pilih dalam bergaul. Semuanya sama baik wanita dan laki-laki. Putih melambangkan suatu kesucian. Kesucain melambangkan sesorang selalu suci dalam hidup. Sebagai seorang Badliana ia juga harus menjaga kesucian.
Wanita yang mempunyai ukuran sepatu 28 ini, mempunyai prestasi luar dunia pendidikan. Ia pernah menjuarai lomba menyanyi di Pantai Pasir Panjang Indah Singkawang dalam sebuah acara yang digelar untuk memeriahkan ulang tahun kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Walaupun hanya mendapat juara ketiga, namun ia sangat bangga karena bisa mengalahkan kontestan lainya walaupun bukan menjadi yang terbaik. Pernah mendapat juara kedua ketika mengikuti lomba baca saritilawah di daerah Sanggau. Masih banyak prestasi yang belum ia sebutkan kepadaku.
“Jika disebutkan semuanya bisa-bisa satu lembar tidak akan cukup” katanya sambil tersenyum manis.
Dibalik senyumnya yang manis, ia mempunyai sebuah cita-cita yang tertunda dan jauh dari harapanya. Melihat kondisi anak-anak Indonesia yang semakin memprihatinkan dalam perkembanganya. Serta banyaknya kasus busung lapar yang menimpa balita Indonesia dan khususnya Pontianak. Membuat wanita dengan berat 49 kg ini bercita-cita ingin menjadi seorang Dokter. Bukan Dokter gigi, Kandungan, ataupun Dokter Jantung. Ia ingin menjadi seorang Dokter Gizi.
Namun karena keterbatasan membuat semua mimpi itu hanya sebuah bunga dalam tidur nyenyaknya. Materi membuatnya tersandung dalam mengapai impian itu. Padahal ia sangat berharap besar untuk bisa menjadi seorang Dokter Gizi. Tapi apalah daya karena semuanya tidak dapat ia wujudkan.
Tidak putus asa dan menyerah begitu saja, mungkin kata ini yang dapat menjadi semangat dalam meraih masa depan. Kini ia punya harapan baru dalam hidupnya. Dari gemar membaca, dan senang olah vokal membuatnya ingin menjadi seorang Pembaca Berita. Sunguh cita-cita yang mulia, menyuguhkan sajian informasi kepada masyarakat yang haus akan informasi. Ketika impianya gagal untuk menjadi seorang Dokter  Gizi, ia lebih dewasa dalam menghadapi suatu masalah. Oleh karena itulah dalam meniti karirnya menjadi seorang pembaca berita telah ia perjuangkan sejak sekarang. Karena tidak ingin gagal dalam mewujudkan impianya yang kedua kali. Semoga impian yang sempat gagal dapat terwujud di lain kali, seiring berputarnya dunia ini.



















Comments :

0 komentar to “Impian Yang Gagal”

Posting Komentar

 

Copyright © 2009 by __________________________________________________

Template by Blogger Templates | Powered by Blogger